hari sabtu tak ada puisi
bunga-bunga juga prei
cuma ada speaker tahu bulat dari seberang jalan
dia terus salesa
padahal yang ku tunggu bunyi burung
atau tik-tik air bekas gerimis dini hari
bukan pasukan longdress putih menguasai jalan
berteriak karena tuhan menurutnya jauh
padahal tuhan sedang duduk di dahan pohon
mendengarkan keluhan remeh-temeh manusia
sambil makan es krim
"hei tuhan, apa kabar?"
- aku menyapanya sok akrab
dia cuek, sambil tetap perhatiannya ke arah sisa sirup pada wadah plastik
"kan sudah ku bilang,
hidup ini sia-sia,
tapi kalian terus asyik berkelahi dari abad ke abad.
tak ada yang dapat ku lakukan,
kecuali mendaur ulang kalian dari tanah"
- dia ngomong sendiri, bersungut-sungut
nampaknya pagi ini bukan hari yang baik
untuk menyapa tuhan
bunga-bunga juga prei
cuma ada speaker tahu bulat dari seberang jalan
dia terus salesa
padahal yang ku tunggu bunyi burung
atau tik-tik air bekas gerimis dini hari
bukan pasukan longdress putih menguasai jalan
berteriak karena tuhan menurutnya jauh
padahal tuhan sedang duduk di dahan pohon
mendengarkan keluhan remeh-temeh manusia
sambil makan es krim
"hei tuhan, apa kabar?"
- aku menyapanya sok akrab
dia cuek, sambil tetap perhatiannya ke arah sisa sirup pada wadah plastik
"kan sudah ku bilang,
hidup ini sia-sia,
tapi kalian terus asyik berkelahi dari abad ke abad.
tak ada yang dapat ku lakukan,
kecuali mendaur ulang kalian dari tanah"
- dia ngomong sendiri, bersungut-sungut
nampaknya pagi ini bukan hari yang baik
untuk menyapa tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.